Selasa, 11 November 2014

Selamat malam purnama yang redup...


            Selamat malam purnama yang redup...
Setahun sudah kita tidak bertemu. Tidak pernah saling bertutur sapa. Saling memberi kabar meski hanya 'hai' saja. Tidak pernah terjadi sedikitpun diantara kita sejak kejadian dulu. Kita bagai matahari dan pluto yang terpisah jarak dan waktu. Sangat jauh.
            Selamat malam purnama yang redup...
Kemaren aku memimpikanmu. Ya, aku bermimpi tentang kamu namun bukan tentang kamu yang dulu. Aku melihat kamu tersenyum menyapaku. Apa mungkin ini pertanda kamu memaafkanku? Memaafkan semua kesalah yang pernah terjadi diantara aku dan kamu.
            Selamat malam purnama yang redup...
Kau pasti sudah bahagia sekarang, bukan? Pasti. Aku yakin kamu sudah menemukan sosok wanita yang pernah kamu ceritakan yang pernah kamu inginkan yang pernah menjadi idaman yang menjadi harapanmu sebelum kau jatuh cinta padaku. Tentu saja, aku yakin wanita itu beruntung memilikimu.
            Selamat malam purnama yang redup...
Kudengar kau menanyaiku lewat familyku? Ohyah? Tak usah lagi kau hiraukan aku. Walaupun kutau kau hanya ingin sekedar tau saja. Tapi aku tidak suka. Sama sekali benci jika kau kembali mengusik hidupku yang damai ini. Aku takut semakin membencimu nanti. Kau taulah, aku ini wanita yang mudah terjangkit amarahnya.
            Selamat malam purnama yang redup...
Kembalilah lagi pancarkan sinarmu untuk sang mawarmu yang membutuhkan cahaya indahmu. Agar kelak kamu bisa tersenyum sembari mengingatku sebagai masa lalumu yang pernah menyakitimu. Ya, menyakitimu agar kau bisa merubah hidupmu menjadi lebih baik lagi.
            Selamat malam purnama yang redup...




Jakarta, 11 Okt'14

Tidak ada komentar: