Selamat malam purnama yang redup...
Setahun sudah kita
tidak bertemu. Tidak pernah saling bertutur sapa. Saling memberi kabar meski
hanya 'hai' saja. Tidak pernah terjadi sedikitpun diantara kita sejak kejadian
dulu. Kita bagai matahari dan pluto yang terpisah jarak dan waktu. Sangat jauh.
Selamat malam purnama yang redup...
Kemaren aku
memimpikanmu. Ya, aku bermimpi tentang kamu namun bukan tentang kamu yang dulu.
Aku melihat kamu tersenyum menyapaku. Apa mungkin ini pertanda kamu
memaafkanku? Memaafkan semua kesalah yang pernah terjadi diantara aku dan kamu.
Selamat malam purnama yang redup...
Kau pasti sudah bahagia
sekarang, bukan? Pasti. Aku yakin kamu sudah menemukan sosok wanita yang pernah
kamu ceritakan yang pernah kamu inginkan yang pernah menjadi idaman yang
menjadi harapanmu sebelum kau jatuh cinta padaku. Tentu saja, aku yakin wanita
itu beruntung memilikimu.
Selamat malam purnama yang redup...
Kudengar kau menanyaiku
lewat familyku? Ohyah? Tak usah lagi kau hiraukan aku. Walaupun kutau kau hanya
ingin sekedar tau saja. Tapi aku tidak suka. Sama sekali benci jika kau kembali
mengusik hidupku yang damai ini. Aku takut semakin membencimu nanti. Kau
taulah, aku ini wanita yang mudah terjangkit amarahnya.
Selamat malam purnama yang redup...
Kembalilah lagi
pancarkan sinarmu untuk sang mawarmu yang membutuhkan cahaya indahmu. Agar kelak kamu bisa tersenyum sembari mengingatku sebagai masa lalumu yang pernah
menyakitimu. Ya, menyakitimu agar kau bisa merubah hidupmu menjadi lebih baik
lagi.
Selamat malam purnama yang redup...
Jakarta, 11 Okt'14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar