Rinduku tertahan angin
malam
Pada semilir rumput
yang bergoyang
Pada bingkis purnama
yang menghantarkan mimpi jalang
Rinduku tertahan angin
malam
Pada bunyi kerincing
gelang bidadari bermata sipit
Pada nyanyian yang di
iringi dentingan gitar di separuh pagi
Rinduku tertahan angin
malam
Pada kerlipan bintang
yang tak ingin berjalan
Pada sunyi kendraan
yang lalu lalang
Pada hati yang terpaut
mati
Rinduku terpaut sepi
Pada perangkap hati
Pada detak jantung yang
tak lagi mengalir deras
Pada sesak napas setiap
kali mendengar denyut nadi
Aku tak berani beralih
lagi
Pada lain hati
Pada hati yang ingin
jatuh hati
Pada sepi yang membawa
mati
Rinduku mati
Pada titik yang tak
pernah terputus
Pada sebongkah harapan
yang menjadi mimpi
Aku mati pada rindu
sendiri
Jakarta, 23 Feb’15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar