Rabu, 08 April 2015

Hujan Pukul Satu



Kali ini langit masih sama
Udara dimana-mana menjadi penyeruak jalanan
Berteduh di tempat biasapun percuma
Kerna kering kerontang yang akan di dapat

Pada langit yang juga gelap
Hujan mulai turun di perbatasan jalan
Becek, kotor dan berbau amis
Tak ada wewangi yang menyengatkan hidungku yang belang

Tengah dua belas berlalu
Sudah jelang siang dengan matahari di atas kepala
Keramas kepala di buatnya
Panas dan tak bisa dipenjarakan

Angin kembali berlalu
Membawa hujan pukul satu
Setapak jalananku di buatnya kelu
Aku terpaku lagi dalam bisu

Hei!
Kau tau?
Aku mencoba menghapus alur yang di terpa beling-beling di atas pagar kantorku
Tapi tetap saja tak bisa Tuan

Dan kuhapus sedikit petasan hujan di luar ruangan
Berharap sisanya tak menghapus senyuman
Kerap juga langkah yang tak akan kubiarkan berjalan
Agar tetap bersemayam dalam ingatan

Namun percuma Tuan
Aku tak bisa



jakarta, 09 April'15



Tidak ada komentar: