Kerap dalam ilusi
sebuah jejak menghantui
Diam mengikat langkah
agar berhenti
Selepas petang yang
datang menghamipiri
Bersama senja yang tak
berwarna ranum lagi
Dalam jenjang yang
kuikatkan tali
Dalam langkah yang
memang tak bisa kukendali
Aku mulai mengutuk diri
Selepas malam yang
beranjak pagi
Inikah yang di sebut
bayang kemarin?
Kerap menghantui
jalananku yang sepi
Seperti lintah yang
menggigiti kulit ari
Membuatku merintih pada
nasibku sendiri
Duhai Robbi...
Di separuh malam ini
bolehkah aku menangis?
Meratapi khilaf dan
dosa yang membayangi
Agar separuh hati ini
suci kembali
.
Semoga Engkau ampunkan
diri ini
Jakarta, 07 Mei 2015