Kamis, 07 Mei 2015

Bayang

    

Kerap dalam ilusi sebuah jejak menghantui
Diam mengikat langkah agar berhenti
Selepas petang yang datang menghamipiri
Bersama senja yang tak berwarna ranum lagi

Dalam jenjang yang kuikatkan tali
Dalam langkah yang memang tak bisa kukendali
Aku mulai mengutuk diri
Selepas malam yang beranjak pagi



Inikah yang di sebut bayang kemarin?
Kerap menghantui jalananku yang sepi
Seperti lintah yang menggigiti kulit ari
Membuatku merintih pada nasibku sendiri

Duhai Robbi...
Di separuh malam ini bolehkah aku menangis?
Meratapi khilaf dan dosa yang membayangi
Agar separuh hati ini suci kembali
.
Semoga Engkau ampunkan diri ini



Jakarta, 07 Mei 2015