Jumat, 14 Juni 2013

SOSOK RAHASIA

"Hei, kamu sudah punya pacar belum?"
Aku berbalik arah menatap sosok yang menanyaiku secara tiba-tiba. Aku sama sekali tidak mengenal sosok itu, melihatnya saja baru kali ini. Tapi kenapa dia menanyaiku dengan pertanyaan aneh.
"Hei, aku serius" sosok itu berdiri tepat dihadapanku.
"Belum" jawabku singkat.
"Bagus" ujarnya senang.
"Kenapa" tanyaku aneh.
"Tidak apa-apa. Aku cuman pengen tau aja"
Wanita aneh. keningku berkerut. "Maaf, kamu siapa ya? Aku baru melihatmu"
"Oh, maaf aku hampir lupa memperkenalkan nama" ia mengulurkan tangannya dan menyebutkan nama lengkap. "Aku Andiani, panggil saja Andin"
Aku mengangguk. "Aku Ayrin" senyumku.
"Nama yang bagus"
Untuk kedua kalinya keningku berkerut.
"Oya, aku pulang dulu. Makasih atas nama indahnya" sosok itu kemudian berlalu.
Ku lihat ada seseorang yang sedang menunggunya di parkiran mobil. Mungkin saja itu pacarnya Andin. Aku bisa menebak ketika Andin menghampiri sosok laki-laki itu yang kemudian menyambutnya dengan senyuman. Andin melambaikan tangannya padaku, ku sambut lambaiannya dengan senyuman.


 ***

"Ayrin yah"
Siapa lagi ini? Kenapa dua hari ini ada yang menyapaku secara tiba-tiba. "Benar. Maaf, kamu siapa ya?"
"Aku" jawabnya
Aku menganguk.
"Aku ya aku" 
"Maksud aku nama kamu" ku tunjuk sosoknya.
 "Oh nama. Aku"
Aneh. Segera ku hentikan ketikanku. Fokus ku begitu saja hilang. "Aku tau kamu itu kamu lalu apa urusanmu dengan aku" ku jauhkan Notebook ku. "Barangkali ada yang bisa aku bantu"
"Aku mengagumimu" sosok itu kemudian pergi.
Saat itu juga aku tidak bisa berkata apa-apa. Benar-benar aneh.


***

"Airyin". Andin menghampiriku ke kelas.
Darimana Andin tau kelasku. Aku saja baru mengenalnya. Ku angkat kepalaku yang terasa sangat berat. "Ya" jawabku.
"Boleh minta nomor HP kamu gak?"
"Nomor HP?" mataku yang tadi berat segera saja menjadi ringan. kantukku hilang."Untuk apa?" Kita juga baru kenal. Semenjak dulu aku paling tidak suka menyebarkan nomor HP pada siapapun itu.
"Buat ngobrol masa buat dagangan"
"Tapi..."
"Hayolah Rin"
"Oke" aku mengeja nomor HPku sedangkan Andin sibuk mengetik di HPnya.
"Makasih ya"


***

Nada dering HPku berbunyi. Sebuah pesan Whatsaap tertera di sana. Siapa yang mengirim Whatsaap sepagi ini?. Untuk menghilangkan rasa penasaranku segera ku baca Whatsaap tersebut. Hanya puisi singkat.

Aku tetaplah aku
Tidak mungkin aku menjadi siapapun
Aku tetaplah aku 
Mengangumi dirimu

Aneh.


***

"Hai Rin, apa kabar?" Whatsaap Andin menghampiri layar Hpku.
"Masih bekah. Kamu apa apa kabar?" balasku.
"Baik tapi aku lagi gak ngampus" balas Andin.
"Kenapa?" tanyaku.
"Lagi keluar kota"
"Asik dong" jawaku
"Oya Rin, sebelumnya aku minta maaf karna udah ngasih nomor kamu sama orang lain"
Nah benarkan firasatku. "Sama siapa?"
"Bukan orang jauh kok"
"Percuma aja aku juga gak kenal"
"Entar kalau aku udah pulang bakal aku kenalin"
"Kenalin? Gak usah Din"
"Lah kenapa?"
"Aku sama sekali belum berminat"
"Orangnya baik kok"
"Hehehe.... " balasku dengan tertawa.
"Aku serius"
"Aku lebih serius"
"Kenapa Rin?"
"Karna aku tidak suka"
"Yah.... itu bukan alasan"
"Hehehe.... " lagi-lagi ku balas dengan tertawa.
"Aku yakin kamu bakal gak nyesal"
"Yang benar?" ku kirim sebuah tanya yang meyakinkan.
"Aku jamin"
"Oh ya?"
"Beneran?"
"Nomor aku kamu kasih sama siapa?" ku alihkan pembicaraanku.
 "Tadi udah aku jawab entar bakal aku kenalin"
"Gak usah entar sekarang aja"
"Kamu masih ingat gak waktu pertama aku nanyain kamu udah punya pacar"
Tentu. Itu pengalaman yang aneh. "Terus?"
"Aku pulang bareng sama seorang cowok nah dia itu saudara aku, kakak aku satu-satunya. Dia yang minta aku ngedekatin kamu terus nanya siapa nama kamu sama minta nomor Hp kamu. Katanya dia kagum sama kamu"
Astaga. Aku menutup mulut. Jangan-jangan laki-laki yang menghampiriku waktu itu saudara Andin dan yang mengirimkan puisi itu juga dia. Jadi dia bukan pacar Andin. Aku menatap keluar kelas. Seseorang berdiri di sana entah berapa lama. Ia tersenyum. Ku lihat keseluruh ruangan memastikan pada siapa dia tersenyum. Tidak ada siapa-siapa di sini yang ada hanya aku seorang. Ku balas senyuman itu.

Aku mengagumimu.

Sebuah pesan Whatsaap lagi-lagi membuatku terhenyak.








Tidak ada komentar: