Jika puisi adalah rindu, maka aku adalah rindu. Jika puisi adalah cinta, maka aku adalah penikmat cinta. Jika puisi adalah racun, maka aku adalah penawar racun. Sederhana saja, sebab aku adalah puisi.
Jumat, 15 Agustus 2014
Kembalilah
Aku sudah merapikan tepi pantai yang katamu kau sukai setiap sorenya
Aku juga sudah menyelesaikan rumah dari pasir yang katamu unik
Jua sudah ku selesaikan semua apa yang katamu menarik
Sebab aku tidak ingin nanti kau berlabuh dengan kecewa
Aku sudah usai dalam petaka senja
Sore hari yang katamu enggan kau tinggali
Lalu aku slalu berusaha untuk tetap terjaga
Di sini, pantai losari yang tak pernah ku ketahui sisi tempatnya
Dan kau akhirnya kembali
Senyum sumringah yang biasanya kau santuni
Sapaan mesra yang biasa kau beri
Tak lagi seperti biasanya
Kini semua sepi
Kini semua tak bertepi
Mengapa?
Apa karna di labuhan sana kau sudah ada yang menanti?
Oh, tolong jangan katakan ya
Aku tak sanggup mendengar ucapan kecewa nantinya
Aku jua tak bisa memahat goresan lainnya di tepi hatimu
Sungguh, aku tak mampu
Kembalilah pada senjaku
Senja yang katamu unik
Senja yang katamu manis
Seperti matamu yang slalu membius naluri rindu dalam glora jiwaku
Maka kembalilah
Jangan singgah pada pemilik sepi yang lain
Kembalilah
Aku takkan pernah membiarkan pantai ini sunyi kembali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar