Senin, 16 Februari 2015

Denganmu Di Hujan Januari




Masihkah kau ingat sisa hujan kemaren sayang?
Saat itu kita memijaki aspal yang kokoh
Dan gemercik air menepis gelang kakiku
Jua cipratannya mengenai sisi rok panjangku

Apa kau masih ingat sisa hujan kemaren sayang?
Saat jemarimu meraihku
Lalu menggengamku tanpa ekspresi kaku
Aku tau kau tak ingin melepasku

Hujan Januari yang kita lalui malam itu
Dengan sorotan lampu jalanan
Serta malam yang kian berajak pagi
Merekat pelukan hangat secangkir kopi

Namun kenyataannya, hujan kali ini hanya sebatas bayang semu 


Katamu di hujan itu seolah melepas penat yang tersisa di sesak napasku
Mari, akan kuantarkan kau kepelabuhan
Kuajari bagaimana namanya bergaul dengan hujan
Serta meringkuhnya bersama angan

Aku di sampingmu menyapu kembali gerimis hujan yang kian pekat
Kusampaikan seonggok sapa
Diamlah hujan jangan berhenti basahi jalangnya malam
Agar kutetap merengkuh sosok kekasih yang menghangatkan kekosongan

Dan hujanpun hilang
Seiring panas yang kian datang
Kau rajut kembali genggaman
Bersama menerobos pagi yang kian menyisakan hangat bersama pelukan



Jakarta, 09 Feb’15

Tidak ada komentar: