Aku menarik sebuah buku
bewarna pink didalam tumpukan buku. Diary pink itu masih ada disana. Diary pink
pemberian seorang sahabat sewaktu ulang tahunku dulu. Diary yang mengingatkanku
pada kisah silam. Diary itu sudah menemani sepiku setiap harinya.
“Kamu pasti menyukainya, Ra.” Tara mengulurkan sebuah
buku bewarna pink padaku di waktu ulang tahunku yang ke-18. Itu pasti diary.
Aku meraih diary itu dari tangan Tara. “Darimana kamu tau
kalau aku menginginkan diary ini?” heranku.
“Fikri yang menceritakannya padaku,” Tara berbisik pelan
di telingaku.
Fikri, laki-laki yang ku taksir semenjak kelas satu SMA
sampai saat ini tau warna kesukaanku? Juga diary yang sekarang berada
ditanganku. Aku menyukai Fikri dengan semua kesederhanaan serta senyum manis di
bibirnya.
“Tapi aku sama sekali tidak pernah memberitahunya kalau
aku menyukai diary ini?” lanjutku masih heran.
“Itu karna dia juga memiliki perasaan yang sama
denganmu,” Tara—sahabatku yang menjadi tempat curhatku slama ini menyunggingkan
senyuman.
Benarkah? Aku
tidak bisa menahan rasa bahagiaku. Ku lihat Fikri yang duduk di sebelah pojok
ruangan. Mataku sesekali mencuri pandang kearahnya. Fikri menatapku, mungkin
sadar apa yang sedang kulakukan. Ah, aku seperti kucing yang tertangkap basah
sedang mencuri seekor ikan di atas meja makan. Karna malu aku memalingkan
wajahku ke kue tart di atas meja.
“Selamat ulang tahun, Ra” Fikri sudah berdiri di
hadapanku. Laki-laki yang dengan senyum
sumringahnya mengulurkan tangan padaku. Aku menyambut tangnya kaku.
Ada getaran yang berkecambuk di dadaku. Sejenak ku beranikan menatapnya. Dia...
aku bisa menangkap dari matanya dia juga menyukaiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar