Senin, 03 November 2014

Diary Pink



Aku menarik sebuah buku bewarna pink didalam tumpukan buku. Diary pink itu masih ada disana. Diary pink pemberian seorang sahabat sewaktu ulang tahunku dulu. Diary yang mengingatkanku pada kisah silam. Diary itu sudah menemani sepiku setiap harinya.
            “Kamu pasti menyukainya, Ra.” Tara mengulurkan sebuah buku bewarna pink padaku di waktu ulang tahunku yang ke-18. Itu pasti diary.
            Aku meraih diary itu dari tangan Tara. “Darimana kamu tau kalau aku menginginkan diary ini?” heranku.
            “Fikri yang menceritakannya padaku,” Tara berbisik pelan di telingaku.


            Fikri, laki-laki yang ku taksir semenjak kelas satu SMA sampai saat ini tau warna kesukaanku? Juga diary yang sekarang berada ditanganku. Aku menyukai Fikri dengan semua kesederhanaan serta senyum manis di bibirnya.  
            “Tapi aku sama sekali tidak pernah memberitahunya kalau aku menyukai diary ini?” lanjutku masih heran.
            “Itu karna dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu,” Tara—sahabatku yang menjadi tempat curhatku slama ini menyunggingkan senyuman.  
            Benarkah? Aku tidak bisa menahan rasa bahagiaku. Ku lihat Fikri yang duduk di sebelah pojok ruangan. Mataku sesekali mencuri pandang kearahnya. Fikri menatapku, mungkin sadar apa yang sedang kulakukan. Ah, aku seperti kucing yang tertangkap basah sedang mencuri seekor ikan di atas meja makan. Karna malu aku memalingkan wajahku ke kue tart di atas meja.

            “Selamat ulang tahun, Ra” Fikri sudah berdiri di hadapanku.  Laki-laki yang dengan senyum sumringahnya mengulurkan tangan padaku. Aku menyambut tangnya kaku. Ada getaran yang berkecambuk di dadaku. Sejenak ku beranikan menatapnya. Dia... aku bisa menangkap dari matanya dia juga menyukaiku. 


Tidak ada komentar: